Jumat, Desember 06, 2013

KELAS XI BAB 6 MEMBUAT PARAFRASA LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA


MEMBUAT PARAFRASA LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA


      A. Pengertian Parafrasa
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah seperti berikut.
  1. Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
  2. Penguraian kembali sebuah teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Parafrasa mengandung arti pengungkapan kembali suatu tuturan atau karangan menjadi bentuk lain namun tidak mengubah pengertian awal. Parafrasa tampil dalam bentuk lain dari bentuk aslinya, misalnya sebuah wacana asli menjadi wacana yang lebih ringkas, bentuk puisi ke prosa, drama ke prosa, dan sebaliknya. Parafrasa cenderung diuraikan dengan menggunakan bahasa si pembuat parafrasa bukan diambil dari kalimat sumber aslinya apalagi membuat parafrasa secara lisan. Memparafrasakan suatu tuturan atau karangan secara lisan bias dilakukan setelah mendengar tuturan lisan atau setelah membaca suatu naskah tulisan. Hal itu lazim dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa membuat parafrasa. Untuk mereka yang baru dalam taraf belajar, langkah membuat parafrasa ialah dengan cara meringkasnya terlebih dahulu. Namun, harus diingat parafrasa disusun dengan bahasa sendiri, bukan dengan bahasa asli penulis.

     B. Cara Membuat Parafrasa
Berikut adalah hal yang perlu dilakukan untuk membuat parafrasa dari sebuah bacaan.
  1. Bacalah naskah yang akan diparafrasakan sampai selesai untuk memperoleh gambaran umum isi bacaan/tulisan.
  2. Bacalah naskah sekali lagi dengan memberi tanda pada bagian-bagian penting dan kata-kata kunci yang terdapat pada bacaan.
  3. Catatlah kalimat inti dan kata-kata kunci secara berurut.
  4. Kembangkan kalimat inti dan kata-kata kunci menjadi gagasan pokok yang sesuai dengan topik bacaan.
  5. Uraikan kembali gagasan pokok menjadi paragraf yang singkat dengan bahasa sendiri.
Teknik membuat parafrasa lisan adalah seperti berikut.
      1.  Membaca informasi secara cermat.
      2. Memahami isi informasi secara umum.
      3. Menulis inti atau pokok informasi dengan kalimat sendiri.
      4. Mencatat kalimat pokok atau inti secara urut.
      5. Mengembangkan kalimat inti atau kata-kata kunci menjadi pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan tema/topik informasi sumber.
      6. Menyampaikan atau menguraikan secara lisan pokok pikiran tersebut dengan menggunakan kata atau kalimat sendiri.
      7. Jika kesulitan menguraikannya, hal di bawah ini dapat membantu:
a.       Gunakan kata-kata yang bersinonim dengan kata aslinya.
b.      Gunakan ungkapan yang sepadan jika terdapat ungkapan untuk
c.       membedakan dengan uraian aslinya.
d.      Ubahlah kalimat langsung menjadi tidak langsung atau kalimat aktif menjadi pasif.
e.       Jika berbentuk narasi, bisa menggunakan kata ganti orang ketiga.
      
      C. Memparafrasakan Puisi Menjadi Prosa
                  Puisi merupakan salah satu karya sastra yang bentuknya tidak sama dengan prosa atau karangan biasa. Puisi terbagi ke dalam larik-larik atau bait. Pada puisi banyak terdapat kata-kata yang bermakna kias atau konotasi. Oleh karena itu, isi atau tema puisi biasanya tersirat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memparafrasakan puisi menjadi prosa ialah seperti berikut.

(1)   Bacalah atau dengarkan pembacaan puisi dengan seksama.
(2)   Pahami isi kandungan puisi secara utuh.
(3)   Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi.
(4)   Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan
            menggunakan kalimat sendiri.       

(5)   Sampaikan secara lisan atau dibacakan.

    D. Memparafrasakan Naskah Drama Menjadi Prosa atau Cerita
Naskah drama juga termasuk karya sastra memiliki ciri khas tersendiri. Naskah drama terdiri atas uraian cerita dan dialog, namun lebih banyak unsur dialognya. Dalam naskah drama, tokoh ditulis berjajar di sebelah kiri diikuti dengan percakapan tokoh tersebut. Sesekali terdapat penjelasan mengenai gerakan, perilaku, pikiran, atau perasaan si tokoh yang ditulis di dalam kurung. Memparafrasa naskah drama sama dengan puisi, yaitu kita harus membacanya untuk memahami jalan ceritanya secara utuh. Jika dalam puisi banyak terdapat simbol, pada naskah drama, kita harus memperhatikan unsur berikut. 
(1)   Pahami setting atau latar cerita.
(2)   Pahami dialog dan ambil simpulannya secara menyeluruh.
(3)   Pahami penjelasan tentang tokoh yang ada di dalam kurun
Setelah mendapatkan kesan secara umum jalan cerita dalam naskah drama, uraikan kembali cerita drama ke bentuk prosa singkat dengan menggunakan bahasa sendiri.

    E. Pola Penyajian Informasi Lisan
Beberapa pola penyajian atau penyampaian informasi secara lisan adalah seperti berikut.
          1.      Pola Contoh
Parafrasa dengan pola contoh dikembangkan memerinci atau memberikan ilustrasi untuk menjelaskan ide pokoknya.
Contoh:
Pohon pisang merupakan pohon yang banyak fungsinya. Selain buahnya, daun dan batangnya dapat dimanfaatkan. Daun pisang dapat digunakan untuk membungkus, sedangkan batangnya dimanfaatkan
untuk membuat perhiasan dalam pernikahan.
2         2.       Pola Proses
Parafrasa diuraikan dalam bentuk proses, dengan memerinci cara kerja,
langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan. Parafrasa dengan pola ini
berbentuk uraian ekspositoris.
Contoh:
Berikut ini adalah proses pembuatan lumpia.
Pertama, tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum.
Kedua, masukkan daun bawang dan ayam cincang, masak selama
kurang lebih tiga menit. Ketiga, masukkan jagung manis, jamur
kancing, bayam, lada, gula pasir, dan bumbu penyedap secukupnya.
Keempat, aduk sampai rata jagung dan bumbu-bumbu tersebut sampai
layu. Terakhir, masukkan larutan maizena sedikit demi sedikit sambil
diaduk-aduk kurang lebih lima menit dan sisihkan.
1         3.      Pola Sebab Akibat
Parafrasa dengan pola ini diawali dengan mengemukakan atau
                        menggambarkan hal-hal yang menunjukkan sebab dan akhiri dengan suatu akibat.
Contoh:
Mencuci dengan sabun deterjen dapat memudarkan warna tekstil atau bahan pakaian. Memudarnya warna pakaian terlihat seperti lusuh dan usang. Pakaian lusuh tidak layak untuk dipakai. Akibatnya, banyak orang tidak menggunakan lagi sabun deterjen untuk mencuci pakaian.
2         4.      Pola Urutan/Kronologis
Parafrasa pola ini pemaparannya diuraikan berdasarkan urutan waktu
dan rangkaian kejadiannya. Parafrasa pada pola urutan/kronologis
bersifat narasi.
Contoh:
Saya mendengar suara kentongan, sepertinya itu pedagang bakmi
lewat. Saya pergi keluar dan membuka pintu pagar, lalu memanggilnya.
Ia berhenti. Pedagang itu seorang laki-laki. Dia bertanya, “Mau pesan
berapa porsi?” Saya jawab “Satu porsi saja.” Kemudian, laki-laki itu
menyiapkan bakmi sesuai pesanan saya. Setelah bakmi selesai dibuat,
saya memberikan uang lima ribu rupiah untuk membayar bakmi
kepada pedagang keliling itu, kemudian saya masuk ke rumah, dan
pedagang berlalu dari depan rumah saya







































0 komentar:

Posting Komentar