BERCAKAP-CAKAP SECARA SOPAN
DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS
BEKERJA
A. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai Percakapan
Proses
penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara lisan dapat dilakukan dalam dua
cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung maksudnya
berhadapan atau bertatap muka dengan mitra bicara dan tidak langsung ialah
dengan menggunakan sarana seperti telepon atau media komunikasi yang lainnya. Apa
pun caranya,yang jelas setiap proses komunikasi dilakukan dengan tujuan agar
pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh kedua pihak sehingga terjadi hasil yang efektif dan memuaskan. Agar
dapat terjadi hubungan komunikasi timbal balik yang sesuai dengan tujuan
komunikasi, segala hal yang berkaitan dengan proses komunikasi harus
diperhatikan. Unsur utama dalam komunikasi adalah bagaimana seseorang dapat
menggunakan bahasa yang baik dan tepat. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula
aspek situasi, waktu, tempat, dan hubungan pembicara mitra atau kawan
bicaranya, misalnya, saat membuka percakapan, saat menyampaikan pesan, dan
ketika akan menutup pembicaraan. Hal ini biasanya memengaruhi pilihan kata dan
ungkapan yang digunakan dalam percakapan.
Untuk memulai percakapan dalam
situasi formal biasanya menggunakan ungkapan sebagai berikut.
1. Selamat pagi.
2. Selamat siang.
3. Selamat malam.
4. Assalamu’alaikum pemirsa di mana
saja Anda berada.
5. Salam sejahtera bagi kita semua.
6. Selamat malam para pendengar
radio.
7. Selamat datang.
Atau ucapan pembuka dengan sapaan:
1. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu serta
hadirin ... selamat malam.
2. Para tamu undangan yang kami
muliakan.
3. Assalamu ‘alaikum,
Saudara-saudaraku ....
4. Yang terhormat dewan guru ....
5. Yang saya hormati Kepala Sekolah
....
6. Teman-teman yang saya cintai,
selamat pagi ....
7. Siswa-siswi yang saya sayangi ....
8. Para pendengar setia radio Sonora,
selamat berjumpa.
9. Hadirin yang berbahagia, selamat
datang, selamat malam ....
10. Para karyawan PT. Sejahtera,
selamat siang ....
11. Sahabat yang dimuliakan Allah,
Assalamu’alaikum ....
12. Para pemirsa, kita berjumpa lagi
selama tiga puluh menit ke depan ....
13. Selamat malam, Pak, saya Ardi.
Bisa bertemu dengan ....
14. Selamat pagi, apakah saya bisa
bertemu dengan Bapak ....
Ungkapan pembuka lewat telepon
dalam ragam formal:
1. Assalamu’alaikum…
2. Selamat pagi. Bisa bicara dengan…
saya dari…
3. Selamat sore, ada yang bisa saya
bantu?
4. Halo, selamat siang…
5. Selamat pagi. Saya Ahmad. Bisa
bicara dengan...
6. Wa’alaikum salam, Yayasan Restu
Ibu, ada yang bisa kami bantu?
7. PT. Rahmat, Assalamu’alaikum, ada
yang bisa dibantu?
8. Cafe Halal, Selamat Malam...
9. Selamat sore. Maaf mengganggu,
bisa bicara dengan...
Ungkapan atau salam pembuka pada
percakapan di telepon dalam
situasi nonformal:
1. Halo, gimana kabarnya?
2. Halo, Rahmatnya ada?
3. Halo, ada Wiwin, Bu?
4. Halo, Pak. Bisa dengan Zulkifli?
B. Salam
dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan
Ketika
akan mengakhiri percakapan biasanya seseorang akan menegaskan kembali hal-hal
pokok yang berkaitan dengan materi pembicaraan yang dianggap penting untuk
diingat atau dilakukan kepada kawan bicaranya. Selanjutnya baru menyampaikan
ucapan penutup pembicaraan.
Saat
akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara mengucapkan hal-hal seperti di bawah ini.
1. Menegaskan kembali yang hal
penting dari apa yang telah dibicarakan agar tetap diingat atau tak lupa untuk
dilakukan. Dalam situasi formal
Contoh:
1. Baiklah, jangan lupa datang di
acara wisudaku.
2. Baiklah pemirsa di rumah, jika ada
saran dan kritik, kirimkan ke ...
3. Jadi, jangan sampai lupa rencana
kita.
4. Baiklah, sampai bertemu besok di
rapat.
5. Sebelum mengakhiri diskusi ini,
saya ingatkan kembali ....
6. Sebelum menutup rapat ini, saya
tegaskan kembali ....
7. Demikian yang bisa saya sampaikan,
ingat ....
8. Sekian saja pertemuan kita hari
ini, jangan lupa ....
9. Sebelum ditutup, saya ingatkan
kembali ....
10. Sebagai penutup, kita simpulkan
bahwa ....
11. Insya Allah, kita akan mengadakan
pertemuan kembali ....
Dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Oke, jangan lupa besok ketemu ....
2. Udah dulu, ya, pokoknya besok ....
3. Oke, jadi, kan besok?
4. Sampai minggu depan, ingat kita
masih ada urusan
5. Sip deh, jadi kita besok berangkat
....
2. Mengucapkan terima kasih
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Atas perhatian Bapak dan Ibu
sekalian, kami mengucapkan terima kasih.
2. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya.
3. Terima kasih atas kesedian
waktunya.
4. Terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan.
5. Terima kasih untuk pesan-pesannya.
Dalam
situasi nonformal
Contoh:
a. Makasih banyak!
b. Makasih, ya!
c. Trims, yuk!
d. Thanks sudah mau kasih saran!
3. Permintaan maaf
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Kami mohon maaf jika ada pelayanan
yang tak berkenan.
2. Mohon maaf jika ada kata-kata yang
tak pantas.
3. Sebelumnya kami mohon maaf bila
tak berkenan ....
4. Mohon maaf atas keterlambatan ....
5. mohon dibukakan pintu maaf jika
ada kesalahan ucapan ....
Dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Maaf, ya, kalau ada salah ucap.
2. Maafin ya, kalau ada salah kata.
3. Maaf, ya!
4. Ungkapan perpisahan serta harapan
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Selamat jalan semoga sampai ditujuan.
2. Semoga berhasil, sampai jumpa.
3. Selamat berpisah, semoga kita
bertemu lagi.
4. Sampai berjumpa dalam kesempatan
yang lain.
5. Sampai di sini dulu pertemuan
kita, semoga sukses.
Ucapan perpisahan nonformal
Contoh:
1. Dada ...
2. Bye ...
3. Goodbye ..
4. Sampai nanti,ya ..
5. Dah, yuk!
6. Sampai nanti, ya!
7. Salam buat keluarga, ya!
5. Menutup percakapan dengan salam
penutup. Salam penutup biasanya disesuaikan dengan salam pembuka atau
berdaarkan waktu.
Dalam situasi formal
Contoh:
1. Assalamu’alaikum.
2. Selamat malam.
3. Selamat siang.
Salam penutup dalam situasi
nonformal
Contoh:
1. Met malam!
2. Malam.
3. Assalamu’alaikum.
4. Siang.
C. Penerapan
Pola gilir dalam Percakapan secara Aktif
Dalam
percakapan terkadang terjadi pola satu arah diakibatkan oleh seseorang
mendominasi pembicaraan. Agar percakapan dapat berlangsung dengan merata dalam
arti setiap orang yang terlibat percakapan mendapat giliran yang sama dalam
berbicara, dapat diterapkan sistem pola gilir.Penerapan pola gilir dapat
dilakukan dengan cara melemparkan pertanyaan.Apalagi jika Anda moderator atau pemimpin dalam diskusi, Anda bias meminta anggota lainnya memberikan pendapat,
gagasan, atau penilaian.
Di
bawah ini, beberapa contoh ungkapannya.
1. Bagaimana menurut pendapat Anda?
2. Mungkin di antara kalian ada yang
berpendapat lain?
3. Menurut pandanganmu gimana?
4. Adakah yang memiliki pendapat
lain?
5. Mungkin ada yang mempunyai gagasan
lain?
6. Saya yakin ada yang mempunyai
pendapat yang lebih baik.
D. Mengalihkan Topik Pembicaraan secara Halus
Dalam
suatu percakapan baik formal, semi formal, maupun nonformal, pengalihan
pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya
keterkaitan antara satu masalah terhadap masalah lainnya atau satu topik
terhadap topik lainnya. Dalam suatu pembicaraan, pengembangan gagasan atau
meluasnya pembicaraan kepada pokok pembicaraan yang lain masih dianggap wajar
jika tetap pada pokok persoalan yang sedang dibahas.
Proses
pengalihan topik pembicaraan bisa disadari dan juga tidak disadari. Jika memang
harus dilakukan, pengalihan topik dapat dilakukan secara halus dan santun agar
tak mengganggu kenyamanan proses percakapan yang tengah berlangsung. Pengalihan
topik dapat dilakukan dengan ungkapan berikut.
1. Mungkin ada kaitannya dengan ....
2. Mungkin menyimpang sedikit, tapi
....
3. Bagaimana menurut Anda mengenai
faktor lain seperti ....
4. Maaf, saya dengar Ibu suka juga
pada ....
5. Bagaimana jika kita meninjau sisi
lain misalnya ....
6. Persoalan ini berkaitan juga
dengan masalah...
Dalam
situasi nonformal, pengalihan topik pembicaraan dapat dilakukan dengan
menyatakan ungkapan:
1. Saya dengar Bapak bisa melakukan
hal lain, seperti ....
2. Wah, makin seru kalau kita bicara
soal ....
3. Boleh tau pandangan Ibu tentang
....
Pengalihan
topik dalam suatu diskusi bisa saja menyimpang dari pokok persoalan semula. Hal
ini tidak boleh dibiarkan. Jika Anda moderator, Anda
harus bias mengembalikan pembicaraan yang menyimpang tersebut kembali pada
topik pembicaraan yang sebenarnya, dengan mengucapkan:
1. Maaf, pertanyaan agar
dipersingkat.
2. Maaf, pertanyaan langsung ke pokok
permasalahan.
3. Pertanyaan agar terfokus pada
topik pembicaraan ....
4. Saya ingatkan kembali bahwa topik
pembicaraan kita adalah ....
E. Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus
Perbedaan
pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi atau situasi semiformal
sudah biasa terjadi. Tidak setiap orang selalu menyetujui pendapat mitra
bicaranya. Masing-masing orang memiliki pandangan atau pemikirannya sendiri.
Tetapi, perbedaan pendapat itu tak boleh menjadi pemicu konflik. Perbedaan
pendapat dapat semakin member wawasan yang lebih luas tentang suatu pokok permasalahan. Mencari solusinya bisa lebih variatif. Segala unsur yang berbeda
dicarikan sudut persamaannya atau disinergikan untuk mengarah pada satu
kesimpulan atau penyelesaian. Bukan hanya itu saja, setiap perbedaan pendapat
harus dihormati dan disikapi secara santun. Ungkapan seperti, mustahil, itu
tidak benar, pendapatnya tidak masuk akal, dan itu gagasan orang bodoh harus
dihindari. Ungkapan itu bukan saja dapat menyinggung mitra bicara, tetapi
juga bisa merendahkan harga diri
orang. Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat orang lain
yang berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secara halus dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Nyatakan permohonan “maaf” dahulu.
2. Berikan kesan mendukung gagasan
yang akan disanggah sebelum menyertakan kekurangannya.
3. Ungkapkan kekurangan dengan
perkataan yang halus seperti, “kurang” atau “belum,” bukan kata-kata “tidak”.
4. Ungkapkan kekurangan pendapat
mitra bicara dengan alasan yang logis.
0 komentar:
Posting Komentar