MENGGUNAKAN KALIMAT YANG BAIK,
TEPAT, DAN SANTUN
A. Syarat-syarat Kalimat yang Baik dan
Komunikatif
Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut.
(1) Tidak
menyimpang dari kaidah bahasa.
(2) Logis atau dapat
diterima nalar.
(3) Jelas dan dapat
menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat.
B.
Kalimat yang Komunikatif, tetapi
tidak Cermat.
Ketidakcermatan kalimat dapat
ditinjau dari beberapa segi berikut.
1. Ketidaklengkapan
unsur-unsurnya Sebuah
kalimat jika tidak lengkap unsur-unsurnya apalagi unsur tersebut seharusnya ada
menjadi tidak berarti. Di dalam kalimat, terdapat minimal dua unsur, yaitu
subjek dan predikat. Kalimat yang seharusnya memiliki unsur jabatan tersebut
lalu secara tersurat tak terungkap membuat kalimat menjadi rancu.
2. Ketidaktepatan
penempatan unsur-unsurnya
Kalimat
yang tidak tepat kedudukan
unsur-unsurnya membuat kalimat tersebut tidak dapat dipahami atau sulit
dimengerti.
Contoh:
a.
Petani sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, tidak pernah mengalami kerugian hingga
puluhan juta rupiah.
b. Setelah ia dan istrinya mendapat
teror terus-menerus, segera melapor kepada pihak kepolisian.
Kedua kalimat ini terasa janggal
karena ada ketidaktepatan penempatan salah satu unsur
kalimatnya. Jika diperhatikan, kesalahan ada pada kata petani yang
seharusnya diletakkan setelah klausa keterangan sebelum ada kebijakan impor
gula dari pemerintah. Begitu pula dengan kalimat kedua, kata atau subjek ia dan istrinya seharusnya diletakkan pada kalimat induk segera melaporkan kepada pihak kepolisian.
Perhatikanlah perbaikannya berikut ini.
a.
Sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, petani tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta
rupiah.
b. Setelah mendapat teror
terus-menerus, ia dan istrinya segera melapor kepada pihak kepolisian.
3. Penggunaan unsur-unsur kalimat
yang berlebihan
Unsur
yang berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata yang sama artinya atau
pemakaian kata tugas yang tidak perlu.
Contoh:
- Para
ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
Kata para sudah bermakna jamak. Jadi kata berikutnya tidak perlu
diulang.
Pembetulannya : Para ibu sedang
mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
4.
Pilihan
kata tidak tepat
Ketidakefektifan atau ketidakcermatan
penyusunan kalimat juga dapat disebabkan karena pilihan
kata tidak tepat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau
pengaruh bahasa asing.
Contoh :
a. Kepada yang pernah
ke gunung ini pasti akan merasakan dinginnya udara di sini.
Menjadi,
a. Mereka yang pernah ke gunung ini
pasti sudah merasakan dinginnya udara di sini.
C. Kalimat yang Cermat, tetapi tidak
Komunikatif
1. Kalimat terlalu luas atau berbentuk
kalimat majemuk kompleks.
2. Kalimat
yang terperinci namun pengertiannya secara umum sudah diketahui.
Contoh:
a. Hari ini, Rudi menggunakan baju dengan kerah pendek yang biasa orang pakai untuk salat di masjid.
b. Andi memasukkan angin ke dalam ban sepeda agar ban itu kembali dapat dijalankan.
a. Hari ini, Rudi menggunakan baju dengan kerah pendek yang biasa orang pakai untuk salat di masjid.
b. Andi memasukkan angin ke dalam ban sepeda agar ban itu kembali dapat dijalankan.
Kalimat di atas terlalu panjang dan tidak efektif. Kedua kalimat di atas dapat diganti dengan kalimat berikut.
a. Hari ini, Rudi memakai baju koko.
b. Andi memompa ban sepedanya agar dapat jalan lagi.
D. Menggunakan Kalimat yang Efektif dan
Santun
Penyampaian kalimat memang harus
tetap efektif, cermat, dan komunikatif
juga bernilai rasa bagus dan santun. Untuk menyampaikan
kalimat yang santun, harus dipertimbangkan pula penggunaan kosakata baku dan
pilihan kata yang sewajarnya serta tidak berkonotasi kurang baik. Dengan kalimat yang efektif dan santun, tanggapan yang muncul dari mitra komunikasi juga akan berkesan
baik.
Perhatikanlah contoh kalimat di bawah ini.
1. a) Agar kami dapat memberikan nilai pada pekerjaan
Saudara, kami perlu data pribadi Saudara.
Bandingkan dengan:
1. b) Agar kami dapat mengevaluasi pekerjaan Saudara, kami
membutuhkan data pribadi
Saudara.
2. a) Yang kami tahu selama ini, belum ada siswa yang
dikeluarkan karena kasus
narkoba.
Bandingkan dengan:
2. b) Sepengetahuan kami, belum ada siswa yang dikeluarkan
karena kasus narkoba.
0 komentar:
Posting Komentar