BAB 4 KELAS X


MEMAHAMI INFORMASI TERTULIS
DALAM BERBAGAI BENTUK TEKS


A. Mengindentifikasi Sumber Informasi dengan
      Teknik Membaca Cepat

            Pada Bab 2, telah dibahas macam-macam sumber informasi. Sumber
informasi terdiri atas sumber informasi yang berbentuk media cetak, media elektronik, dan langsung dari narasumber. Sumber informasi yang berbentuk media cetak, contohnya buku-buku, koran, majalah, tabloid, arsip, surat, dokumen, dan lain-lain. Media elektronik seperti radio, televisi, kaset VCD atau DVD ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Sumber informasi
dari narasumber, misalnya hasil wawancara, pidato, diskusi, seminar, dan lain sebagainya. Sumber informasi dari media cetak ataupun media elektronik merupakan sumber yang tidak langsung sebab kita tidak berhubungan langsung dengan narasumbernya. Untuk menjadikan sebuah informasi yang berasal dari media cetak atau elektronik yang berbentuk tulisan,
kita harus mengatahui atau mengindentifikasi sumber informasi tersebut. Apa, siapa, kapan informasi tersebut dibuat atau ditulis. Jika berbentuk uraian peristiwa, dari mana dan kapan peristiwa itu terjadi. Setidaknya saat kita membaca sebuah teks tertulis, kita tahu indentitas sumber bacaan yang kita baca atau ketika kita menguraikan sebuah informasi yang kita
peroleh, kita dapat menjelaskan dari mana dan oleh siapa kita dapatkan informasi tersebut. Khusus untuk teks tertulis, seseorang dapat mencari atau mengindentifikasi sumber tertulis tersebut dengan cara membaca memindai (scanning). Bila berbentuk buku, yang perlu kita ketahui adalah apa judul buku, siapa pengarangnya, siapa penerbitnya, kapan diterbitkan,
di mana diterbitkan, dan cetakan ke berapa. Biasanya hal-hal yang berkaitan
dengan indentitas buku dituliskan di halaman muka setelah judul. Anda
dapat mencarinya di halaman tersebut. Bila berbentuk teks berita di koran, Anda dapat mengetahuinya di halaman muka. Di tempat itu terdapat penjelasan tentang nama koran, hari
dan tanggal kapan dicetak atau diedarkan, tapi jika yang Anda dapatkan hanya sepotong berita atau bagian koran yang tidak utuh, Anda dapat mencarinya pada uraian hasil liputan beritanya.
Dalam uraian berita di koran, penyampai berita akan menulis kapan peristiwa tersebut diliput
atau terjadi, misalnya tertulis (17/6), maksudnya peristiwa itu terjadi
tanggal 17 bulan Juni. Biasanya peliputan dengan penyajian berita di koran
hanya selisih satu hari. Apabila berita tersebut diliput tanggal 17 berarti
koran yang Anda baca tertanggal hari berikutnya yaitu, 18 Juni dengan
tahun yang sama. Selanjutnya keterangan tentang penulis atau penyusun
berita pada surat kabar ternama sering dicantumkan di bagian akhir uraian
berita ditulis di dalam kurung berupa singkatan nama atau nama pendek
penulisnya. Informasi yang berasal dari uraian berbentuk artikel yang terdapat. Untuk informasi dari internet, sumbernya biasanya dalam bentuk
alamat web (jaringan) seperti : www.Google.com.,www. Yahoo.com. dan
lain-lain tertulis dalam komputer h􀄴p ://www.google.com, h􀄴p ://www.
yahoo.com. www.smk-dki.com, dan lain sebagainya. Pada alamat web
tersebut, kalian dapat menjelajah situs-situs atau ruang informasi yang
terdapat di dalamnya.



B. Mengindentifikasi Jenis Teks Tertulis
Sebagai penulis, seseorang dapat mengembangkan ide, gagasan,
konsep, maupun fakta dengan berbagai cara. Dapat berupa penceritaan
atau pengisahan, pemaparan, bahkan bersifat memengaruhi pembaca.
Semua jenis uraian tersebut bergantung pada cara memperoleh data dan
tujuan penulisan. Sebuah tulisan dapat berbentuk laporan perjalanan, hasil
pengamatan, sebuah tips melakukan sesuatu, tajuk rencana, dan bentuk
promosi iklan, dan sebagainya. Secara umum, bentuk tulisan atau karangan
terbagi menjadi lima jenis, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi,
dan persuasi.
Kita dapat mengindentifikasi jenis tulisan dengan membaca cepat serta
memahami ciri tulisan masing-masing jenis. Tulisan berjenis narasi adalah
tulisan yang berupa rangkaian peristiwa yang berlangsung pada waktu
tertentu. Dari segi sifatnya, narasi terdiri atas narasi ekspositoris, narasi
imajinatif, atau sugestif. Narasi ekspositoris contohnya: laporan perjalanan,
kisah biografi, atau autobiografi. Narasi imajinatif contohnya: cerpen, novel,
atau cerita bersambung.
Tulisan berjenis deskripsi ialah tulisan yang berisi gambaran suatu objek
sebagai hasil pengamatan penulisnya dan dijelaskan secara objektif agar
pembaca dapat merasakan citraan terhadap objek sebagaimana penulisnya.
Contoh karangan deskripsi, yaitu deskripsi tempat, deskripsi orang, dan
deskripsi suasana.
Tulisan berjenis eksposisi ialah tulisan atau karangan yang memaparkan
serta menjelaskan tentang suatu hal. Tujuannya agar pembaca bertambah
wawasan dan pengetahuan. Contoh tulisan eksposisi, yaitu tulisan tentang cara
merawat wajah, langkah-langkah membaca efektif, dan lain sebagainya.
Tulisan berjenis argumentasi ialah tulisan atau karangan yang berisi
pendapat pengarang mengenai suatu hal dengan disertai berbagai alasan
serta bukti-bukti pendukung yang masuk akal. Tulisan argumentasi bertujuan
memengaruhi atau meyakinkan pembaca terhadap apa yang menjadi
pendirian atau pendapat pengarang. Contoh jenis karangan argumentasi
ialah tajuk rencana, artikel, karangan ilmiah, dan sebagainya.
Tulisan berjenis persuasi ialah tulisan atau karangan yang mengutarakan
pendapat disertai bukti-bukti yang kuat dengan tujuan mengajak, membujuk,
menghimbau, atau memengaruhi pembaca agar melakukan tindakan sesuai
dengan yang diharapkan penulis. Jenis karangan persuasif dapat dilihat pada
tulisan yang bersifat propaganda, iklan, dan sebagainya.

C. Teknik Membuat Catatan
Pada saat membaca, banyak hal yang kemudian diketahui pembaca
dari bacaan yang dibacanya. Hal yang diketahui tersebut dapat bersifat
tidak penting dapat juga penting. Informasi penting yang didapatkan dari
sebuah bacaan tentu sayang jika dilewatkan begitu saja, apalagi hal tersebut
berguna bagi pembaca di saat sekarang atau masa akan datang atau dalam
rangka membuat tulisan lain. Jika sulit untuk diingat, jalan satu-satunya
harus dicatat. Mencatat informasi dari sebuah sumber atau bacaan gunanya
adalah:

(1) mendokumentasikan hal-hal penting yang bermanfaat suatu saat,
(2) mengumpulkan informasi untuk bahan penulisan,
(3) memudahkan mengingat kembali, dan
(4) sebagai bahan kutipan dalam karangan ilmiah.

Hal-hal yang perlu dicatat dan dijadikan bahan catatan, yaitu sebagai berikut.
(1) ide pokok atau gagasan sentral setiap paragraf.
(2) informasi penting dan menarik untuk diketahui atau diingat.
(3) kata/frasa/kalimat yang merupakan kata kunci yang bermakna luas
     atau dalam, misalnya kata–kata nasihat, moto kehidupan, dan lain sebagainya.
(4) pendapat atau asumsi mengenai sesuatu.
(5) detail atau fakta-fakta hasil survei atau penelitian ilmiah.
(6) pemikiran, cara, atau metode baru serta tanggapan atau jalan keluar sebuah persoalan.

Dalam catatan, jangan lupa mencantumkan indentitas sumber informasi
atau bahan bacaan tempat didapatkannya hal-hal yang dicatat. Catatan tentang
sumber dapat berbentuk catatan kaki atau catatan perut. Hal-hal yang dicatat
pada catatan kaki, yaitu: nama penulis atau pengarang (tidak dibalik), judul
buku, tempat diterbitkan, dan nama penerbit serta tahun terbitan ditulis di
dalam kurung, kemudian sertakan nomor halaman tempat informasi yang
dicatat berada. Dalam karangan ilmiah catatan kaki ditulis pada bagian bawah
halaman, diberi ruangan khusus. Catatan kaki memberi keterangan sebuah
kutipan pada karangan ilmiah
Catatan dapat berbentuk catatan perut jika sumber informasi yang
harus ditulis cukup banyak. Catatan perut lebih singkat, hanya berisi
keterangan nama pengarang (biasanya diambil nama belakangnya), diambil
nama depan kemudian tahun terbit dan halaman. Namun pencatat harus
dapat memahami sumber lengkap dari catatan perut yang ditulis. Sesuai
namanya, catatan perut ditulis setelah sebuah pendapat dikutip. Tidak ada
ruangan khusus seperti catatan kaki. Contoh penulisan catatan perut:
- -------------------------------------------------(Chaer, 2002: 37)
Bagaimana cara mencatat hal-hal atau informasi yang penting? Banyak
orang yang tak mau repot membuat catatan khusus bagi hal yang dianggap
perlu dicatat saat membaca sumber informasi. Seseorang mungkin dapat
dengan rela mencatatnya di dalam buku bacaan tersebut, memberi tanda
khusus, menggarisbawahi atau menstabilo. Namun, di samping akan
membuat buku kurang bersih, juga tak semua buku dapat dicoret karena
bukan milik sendiri, misalnya. Ada cara yang aman dan dianjurkan untuk
membuat catatan terhadap informasi penting tanpa harus mencoret buku
yang bersangkutan,
yaitu sebagai berikut.
(1) Menyediakan buku khusus untuk catatan.
(2) Menyediakan lembaran file untuk mencatat yang akan dijadikan satu
dalam map file.
(3) Membuat kartu catatan (note card) dengan ukuran 10 x 15 cm. Segala
hal yang ingin dicatat, akan ditulis pada lembaran kartu tersebut.
Penggunaan kartu sering dilakukan oleh mahasiswa dan kalangan
peneliti.




Contoh kartu catatan:
- Sastra -
- Apresiasi adalah pengenalan suatu nilai
terhadap nilai yang lebih tinggi.
- Ada di halaman 234. Teori Sastra.

Kelebihan sistem kartu, yaitu:
(1) mudah diatur berdasarkan kelompok masalah atau tema,
(2) mudah menambahkan gagasan baru atau informasi baru,
(3) satu kartu berisi satu topik atau gagasan,
(4) dapat dibuat variasi warna kartu, misalnya untuk topik hukum warna
ungu; ekonomi, warna kuning; sastra, warna biru.
Kekurangannya adalah mudah tercecer atau tercampur baur jika tidak
rapi menyimpan atau mengelolanya. Namun, hal itu dapat diatasi dengan
menyediakan map atau kotak penyimpanan khusus sesuai dengan kategori
atau kelompok warna tertentu.

D. Ciri Penanda Masalah, Gaya Tulisan, Fakta, Opini,
Proses, dan Hasil yang Terdapat dalam Teks
Teknik dan cara membuat catatan juga dapat dipergunakan untuk
menelaah sebuah teks yang di dalamnya terdapat uraian tentang suatu
permasalahan. Uraian ini didukung oleh berbagai fakta dan opini serta
penggambaran mengenai proses dan hasil yang diperoleh. Wacana atau
teks seperti ini tentu sering dijumpai pada wacana berita. Wacana berita
yang ada di dalam media cetak surat kabar atau majalah, acap memberi
penjelasan tentang adanya masalah baik yang terjadi di sekitar masyarakat
maupun pada tataran dunia. Berita tak dibuat jika tak ada masalah yang
perlu diberitakan.

1. Gaya Bahasa
Anda pun tahu bagaimana koran menguraikan sebuah berita, pasti
berbeda gaya tulisannya dengan tulisan tentang hukum, agama, ilmu
pengetahuan alam, dan sebagainya. Masing-masing punya ragam bahasanya
yang disebut laras bahasa. Laras bahasa koran bersifat lugas, apa adanya,
dan kadang memakai kata-kata yang tak lengkap, seperti ada pengurangan
pada imbuhan tertentu untuk sebuah bentukan kata. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan menghemat ruangan pada kolom berita di koran.
Dalam uraian berita, juga terdapat penjelasan tentang proses melakukan
sesuatu dan hasilnya. Misalnya, pada operasi razia barang bajakan yang
dilakukan oleh polisi disebutkan bagaimana operasi berlangsung dan
hasilnya. Juga pada berita kriminal mengenai operasi penggerebekan
markas penjahat dan akan disebutkan hasilnya. Uraian proses biasanya
ditandai oleh adanya tahapan waktu yang menunjukkan keberlangsungan
kegiatan. Proses waktu ini ditandai dengan penggunaan kata hubung
waktu, misalnya kemudian, lalu, setelah itu, atau selanjutnya. Untuk bentukan
katanya menggunakan imbuhan pe--an, seperti penantianpenyerbuan,
pengamatan. Penjelasan mengenai hasil biasanya ditunjukkan oleh kalimat
yang menggunakan kata berakhiran -an, misalnya rampokan, sitaan, bajakan,
serbuan.
Berikut ini contoh wacana berita dan perinciannya:
Gubuk Kali Opak Bakal Dibongkar
Ratusan gubuk di bantaran Kali Jelakeng dan Opak, Kecamatan
Tambora, Jakarta Barat, segera ditertibkan. Penertiban dilakukan selambatlambatnya
Oktober mendatang.
Bangunan pedagang di bantaran kali tersebut dinilai melanggar Perda
No. 11/1988 tentang Ketertiban Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, penertiban ini juga untuk mendukung program revitalisasi kota
tua. “Keberadaan bangunan itu mengganggu keindahan dan kelancaran
lalu lintas serta kenyamanan pejalan kaki,” kata Kepala Sudin Tramtib dan
Linmas Jakbar, Abidin Mustofa.
Untuk itu ujar Abidin, pihaknya memberikan waktu sekitar lima bulan
kepada pedagang untuk mempersiapkan kepindahannya ke beberapa
pasar seperti Pasar Slipi (147 kios), Pasar Glodok (144 kios), dan Pasar Pagi
( 288 kios).
Jika sampai batas waktu tidak dipenuhi, Pemkot akan melakukan
penertiban paksa. “Sebelum ditertibkan, para pedagang terlebih dahulu
diberikan peringatan sesuai prosedur yang berlaku saat ini. Setelah itu
baru dibongkar,” ucapnya.
(Sumber: Nonstop, 18 Mei 2007)
2. Penanda Masalah
Masalah yang diungkapkan dalam berita tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Banyaknya bangunan atau gubuk di sepanjang bantaran kali Jelakeng dan
     Opak,Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
(2) Ratusan bangunan di bantaran kali akan ditertibkan oleh Pemkot setempat selambatnya
      bulan Oktober.
(3) Ratusan bangunan itu dinilai melanggar Perda No. 11/1988 tentang ketertiban Umum di
      wilayah Provinsi DKI Jakarta.

3. Fakta dan Opini
Fakta yang terdapat dalam wacana berita di atas adalah sebagai berikut.
(1) Terdapat ratusan gubuk pedagang di Bantaran Kali Jelakeng dan Opak,
Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
(2) Pemkot memberikan waktu sekitar lima bulan kepada pedagang untuk
pindah ke beberapa pasar seperti Pasar Slipi ( 147 kios), Pasar Glodok
(144 kios), dan Pasar Pagi (288 kios).
(3) Pemkot memberikan peringatan kepada pemilik bangunan sebelum
ditertibkan.
Opini yang terdapat dalam wacana berita di atas ialah sebagai berikut.
(1) Keberadaan bangunan itu dinilai melanggar Perda tentang Ketertiban
Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
(2) Keberadaan bangunan di bantaran Kali Jelakeng dan Opak dianggap
mengganggu keindahan dan kelancaran lalu lintas serta kenyamanan
pejalan kaki.
4. Kalimat yang Menyatakan Proses dan Hasil
Kalimat proses pada wacana berita di atas adalah
Penertiban dilakukan selambat-lambatnya Oktober mendatang.
Penertiban artinya proses menertibkan.
Kalimat yang menyatakan hasil pada wacana berita di atas adalah
- Bangunan pedagang di bantaran kali tersebut dinilai melanggar
Perda.
Bangunan artinya hasil membangun.

E. Membaca Grafik, Tabel, dan Bentuk Informasi
Nonverbal Lainnya
Banyaknya bentuk visual seperti grafik, tabel, bagan, dan sejenisnya yang
memenuhi ruang atau kolom tulisan baik di koran maupun rubrik-rubrik
artikel membuat hidup uraian atau penjelasan. Jika dahulu model gambar
atau bentuk nonverbal hanya digunakan untuk uraian bertema ekonomi,
statistik, dan kependudukan, sekarang bentuk-bentuk nonverbal tersebut
dianggap merupakan sarana yang lebih efektif dalam mengungkapkan
fakta-fakta dan lebih menarik dari sekadar kata-kata.
Penggunaan bentuk nonverbal dalam berbagai karangan seperti laporan
jurnalisme, makalah, teks untuk persentase, artikel surat kabar, ulasan
hukum, ekonomi, sosial, selebaran promosi, atau iklan menuntut para
pembaca untuk lebih terampil membaca bentuk-bentuk nonverbal tersebut.
Grafik, tabel, bagan, matriks, dan sejenisnya harus dapat dibaca dengan
cara pemindaian (scanning) karena berisi pola-pola atau lambang-lambang
berupa garis, titik, kolom , sel, substitusi, dan sebagainya yang menandakan
suatu perkembangan atau penurunan, jumlah data-data hasil dan lain-lain
yang perlu pengamatan yang cermat. Pada saat membaca gambar-gambar
tersebut, pembaca minimal harus mendapatkan pengertian secara umum
dari tampilan visual tersebut. Jika sudah mengetahui gambaran umumnya,
akan mudah memahami maksud rinciannya.
Berikut langkah-langkah membaca grafik, tabel, diagram, peta, dan
sebagainya.
1. Bacalah judulnya. Langkah pertama ini merupakan langkah penting,
resapkan isi judul grafik, tabel, diagram, atau peta yang dihadapi
karena judul ini memberikan ringkasan yang padat tentang informasi
yang akan disampaikan.
2. Bacalah informasi yang ada di atas, di bawah, atau di sisinya. Informasi
yang ada merupakan kunci penjelasan tentang materi yang disajikan.
Informasi tersebut dapat berupa urutan tahun, persentase, dan
angka-angka.
3. Ajukan pertanyaan tentang tujuan grafik, peta, tabel, atau digram
tersebut. Anda dapat mengetahui tujuan itu dengan mengubah judulnya
menjadi pertanyaan: di mana, seberapa banyak, bagaimana terjadi dan
jawabannya ada pada grafik, tabel, diagram, dan peta tersebut.
4. Bacalah grafik, tabel, diagram, atau peta itu. Sementara membacanya
secara menyeluruh, tetaplah ingat akan maksud dan tujuannya, dan
dapatkan keterangannya dalam informasi yang disajikan di sana.
1). Contoh Grafik
2). Contoh tabel:
3). Contoh bagan:
4). Contoh diagram:
5). Contoh peta:
6). Contoh Informasi Nonverbal dari Teks Verbal
- Setiap bulannya jumlah tagihan rekening listrik untuk PT PLN.
Wilayah Sumut rata-rata mencapai Rp. 250 Miliar. Dari 2,3 Juta
pelanggan PLN Wilayah Sumut, sebanyak 94,03% merupakan
pelanggan rumah tangga, 3,43%, pelanggan bisnis, 1,7% sosial,
0,61% pemerintah, dan 0,16% pelanggan industri.
Informasi nonverbalnya sebagai berikut.
F. Membuat Simpulan
Simpulan adalah uraian padat yang berisi intisari atau saripati dari
informasi sumbernya. Simpulan dapat berisi penafsiran atau penilaian
dari pembuat simpulan. Kesimpulan dapat diuraikan secara deduktif yaitu
penjelasan dari hal umum ke hal khusus, atau secara induktif yaitu dari hal
khusus ke hal bersifat umum. Simpulan harus singkat, padat, dan lugas.
Contoh simpulan deduktif:
Penggunaan internet di kalangan remaja mempunyai dampak positif
dan negatif. Dampak positifnya adalah berbagai informasi yang sifatnya
memperluas wawasan, dapat diakses para remaja di luar jam sekolah.
Dampak negatifnya adalah informasi tentang pornografi, kekerasan,
rasialisme, perjudian, serta berita-berita menyesatkan sangat mudah diakses
oleh mereka.





RANGKUMAN
Contoh simpulan induktif:
Dari internet, para remaja begitu mudah mengakses informasi tentang
pornografi, kekerasan, rasialisme, perjudian, serta berita-berita menyesatkan.
Namun di samping itu, mereka juga dapat mendapatkan informasi yang
dapat menambah wawasan di luar jam sekolah. Penggunaan internet di
kalangan remaja memang mempunyai dampak positif dan negatif.
Memahami Informasi Tertulis dalam Berbagai Bentuk Teks
A. Mengindentifikasi Sumber Informasi dengan Teknik membaca
Cepat
Untuk mengetahui asal sebuah informasi, kita harus dapat
mengidentifikasi sumber informasi tersebut, yaitu dengan menelusuri
identitas sumber yang mengungkapkan informasi tersebut seperti
siapa narasumbernya dan pada media mana informasi didapat.
Semua itu dapat dilakukan dengan membaca cepat melalui teknik
membaca memindai (scanning).
B. Mengindentifikasi Jenis Teks Tertulis
Kita dapat mengidentifikasi jenis teks tertulis melalui pemahaman
isi bacaan serta ciri-ciri sebuah tulisan. Secara umum bentuk
tulisan terbagi menjadi lima jenis, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
C. Teknik Membuat Catatan
Agar bicara tidak terlupakan begitu saja, pembaca dapat membuat
catatan khusus. Catatan harus disertai dengan pencantuman sumber
bacaan. mencatat sumber bacaan dapat disusun dalam bentuk catatan
kaki atau catatan perut.
D. Ciri Penanda Masalah, Gaya Tulisan, Fakta, Opini, Proses, dan
Hasil yang Terdapat dalam Teks
Sebuah wacana dapat ditelaah dari segi gaya bahasa, permasalahan
yang diungkapkan, fakta dan opini yang terdapat di dalamnya, serta
kalimat yang menyatakan proses dan hasil.
E. Membaca Grafik, Tabel, dan Bentuk Informasi Nonverbal
Untuk membaca grafik, tabel, diagram, atau peta dapat dilakukan
dengan cara a) membaca judul, b) membaca informasi yang ada di
atas, di bawah, atau disisinya, dan c) mebaca secara keseluruhan
informasi yang disajikan dalam grafik tabel, atau diagram itu.
F. Membuat Simpulan
Simpulan adalah uraian padat yang berisi intisari atau saripati dari
informasi sumbernya. Simpulan dapat disusun secara deduktif atau
induktif.

0 komentar:

Posting Komentar